Dalam masyarakat berbasis pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dominan. Masyarakat Indonesia yang indeks teknologinya masih rendah belum secara optimal memanfaatkan IPTEK sebagai penggerak utama perubahan masyarakat. Pendidikan dapat memfasilitasi peningkatan indeks teknologi tersebut. Oleh karena itu, peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan menjadi sangat penting. Penerapan TIK untuk pendidikan (e-pendidikan), memiliki dua tantangan besar, yaitu:
1) penerapan TIK sebagai “enabler” efektivitas dan efisiensi proses pendidikan; dan
2) penerapan TIK untuk menghasilkan masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society), yaitu masyarakat mandiri yang mampu mengambil keuntungan dari TIK untuk mengembangkan diri secara terus menerus (long life learning) dan meningkatkan produktivitas Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan profesinya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Sehingga seorang guru mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Seorang guru disamping mampu memenuhi standar kompetensi sebagai pendidik, juga harus mampu dalam takaran praksis mikro pembelajaran dapat melakukan analisis SK dan KD, merumuskan indikator, memilih media, menentukan metode yang tepat, mengalokasikan waktu penyajian dan memilih bahan pustaka. Salah satu dari tuntutan seperti disebutkan diatas adalah mampu memilih media.
Seorang guru disamping mampu memilih media, idealnya juga mampu bersinergi dan bekerja sama dalam mengembangkan Bahan Ajar menjadi media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yang diajar. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar yang menarik merupakan keharusan agar proses pembelajaran tidak berlangsung dengan menjemukan. Bahan ajar disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, menuntut kemampuan seorang guru untuk melakukan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan daya tarik kepada siswa sehingga kinerja pembelajaran dapat tercapai pada kondisi optimal.
Dalam hal ini kreatifitas guru amat diperlukan. Kreatifitas guru dalam bersinergi di era teknologi informasi dan komunikasi sangat dimungkinkan untuk mengemas bahan ajar dalam format digital yang interaktif . Salah satu pengembangan proses pembelajaran yang inovatif dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT).
Inovasi bahan ajar/media pembelajaran berbasis TIK yang dimaksud antara lain adalah bentuk atau model pembelajaran yang merupakan hasil dari inovasi dan pengembangan bahan ajar menjadi media pembelajaran yang dipublikasikan kepada khalayak umum melalui blog. Selain itu Sekolah juga perlu berbenah dan turut serta memfasilitasi, menyediakan wadah bagi kreatifitas guru serta mengoptimalkan layanan pendidikan untuk seluruh stake holdernya melalui penyediaan website sekolah.
Oleh karena itu Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BPTIKP) menggagas kegiatan Pengembangan dan Pengayaan sumber belajar bagi guru dan sekolah di Provinsi Jawa Tengah
sumber : http://bptikp.pdkjateng.go.id/lomba/
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih telah memberikan komentar di web ini. Semoga membantu dan bermanfaat.